Kamis, 29 Maret 2012

MAKALAH KELOMPOK MENGENAI PENALARAN INDUKTIF DAN PENALARAN DEDUKTIF

Nama Kelompok :
1.      Rudi hartoyo ( 13209814 )
2.      Rinaldy yahya ( 13209696 )
3.      Andy hermawan ( 14209987 )
4.      Vian Priatna.P ( 15209012 )
5.      Nurhidani.P ( 16209515 )

Kelas : 3EA06





Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif

I.                   Latar Belakang Masalah

Sebelum membahas tentang penalaran induktif dan penalaran deduktif, lebih baik kita mengetahui apa itu penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan
setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus
menerus dia selalu hidup dalam pilihan. Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan ini sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya. Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dan memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidupnya,

Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan oleh dua hal utama;

a. Bahasa; manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan
informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut.

b. Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran.

Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar.

Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor.

Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis).




II.                Rumusan Masalah

Berdasarkan uruaian singkat pada latar belakang masalah, maka bisa di dapat rumusan masalahnya yaitu apa perbedaan antara penalaran induktif dan deduktif ?

III.             Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah maka tujuan penulisan ini untuk membantu mengetahui perbedaan antara penalaran induktif dan penalaran deduktif

IV.             Pembahasan

Penalaran Deduksi

Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.

Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.





Penalaran Induktif

Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.

Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.


Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai dua keuntungan.
· Bersifat ekonomis.
· Dimungkinkannya proses penalaran selanjutnya.

V.                Kesimpulan

Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Sedangkan Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.




VI.             Daftar Pustaka



Jumat, 23 Maret 2012

KONKLUSI

KONKLUSI

A.    Pengertian Konklusi

Penarikan konklusi atau inferensi ialah proses mendapatkan suatu proposisi yang ditarik dari satu atau lebih proposisi, sedangkan proposisi yang diperoleh harus dibenarkan oleh proposisi (proposisi) tempat menariknya. Proposisi yang diperoleh itu disebut konklusi. Penarikan suatu konklusi dilakukan atas lebih dari satu proposisi dan jika dinyatakan dalam bahasa disebut argumen. Proposisi yang digunakan untuk menarik proposisi baru disebut premis sedangkan proposisi yang ditarik dari premis disebut konklusi atau inferensi.
    Penarikan konklusi ini dilakukan denga dua cara yaitu induktif dan deduktif. Pada induktif, konklusi harus lebih umum dari premis (premisnya), sedangkan pada deduktif, konklusi tidak mungkin lebih umum sifatnya dari premis (premisnya). Atau dengan pengertian yang popular, penarikan konklusi yang induktif merupakan hasil berfikir dari soal-soal yang khusus membawanya kepada kesimpulan-kesimpulan yang umum. Sebaliknya, penarikan konklusi yang deduktif yaitu hasil proses berfikir dari soal-soal yang umum kepada kesimpulan-kesimpulan yang khusus.
Penarikan suatu konklusi deduktif dapat dilakukan denga dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penarikan konklusi secara langsung dilakukan jika premisnya hanya satu buah. Konklusi langsung ini sifatnya menerangkan arti proposisi itu. Karena sifatnya deduktif, konklusi yang dihasilkannya tidak dapat lebih umum sifatnya dari premisnya. Penarikan konklusi secara tidak langsung terjadi jika proposisi atau premisnya lebih dari satu. Jika konklusi itu ditarik dari dua proposisi yang diletakan sekaligus, maka bentuknya disebut silogisme (silogisme ini akan dibahas pada bab khusus).
Karena silogisme akan dibahas pada bab khusus, maka pada bab ini akan dipaparkan penarikan konklusi secara langsung.

B.    Macam Penarikan Konklusi Secara Langsung

    Mehra dan Burhan memaparkan cara penarikan konklusi secara langsung dapat dibedakan atas: (1) conversi; (2) obversi; (3) kontraposisi; (4) inversi; dan (5) oposisi. Selanjutnya berikut paparannya.
1.    Conversi
Conversi merupakan sejenis penarikan konklusi secara langsung yang terjadi transposisi antara S dengan P proposisi tersebut. Proposisi yang diberikan disebut convertend dan konklusi yang diambil dari proposisi yang diberikan disebut converse.

2.    Obversi
Obversi merupakan sejenis penarikan konklusi secara langsung yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas sedangkan artinya tetap sama. Dengan perkataan lain, obversi memberikan persamaan dalam bentuk negatif bagi proposisi afirmatif atau persamaan dalam bentuk afirmatif bagi proposisi negative

3.    Kontraposisi
    Kontraposisi merupakan sejenis konklusi secara langsung dengan cara menarik konklusi dari satu proposisi dengan S kontradiktoris dari P yang diberikan. Konklusi dalam kontraposisi disebut kontrapositif, sedangkan untuk proposisi yang diberikan tidak ada istilah yang digunakan.

4.    Inversi
    Inversi merupakan sejenis penarikan konklusi secara langsung dengan S pada konklusi kontraktori dari S proposisi yang diberikan. Proposisi yang diberikan itu disebut invertend sedangkan konklusinya disebut inverse.
Terdapat dua jenis inversi yaitu inversi penuh dan inversi sebagian. Inversi penuh adalah inversi Pinversenya merupakan kontraktori dari P proposisi invertend. Inversi sebagian adalah inversi yang P inversenya sama dengan P invertendnya

5.    Oposisi
Istilah oposisi mengandung dua pengertian. Pertama, oposisi digunakan untuk menyatakan hubungan tertentu antara dua proposisi. Kedua, oposisi digunakan untuk menyatakan sejenis penarikan konklusi secara langsung. Pengertian yang pertama oposisi menunjukan hubungan antara empat macam proposisi yang mudah kita kenal yaitu subalternasi, kontradiktori, kontrari dan subkontrari. Pengertian yang kedua oposisi sebagai penarikan konklusi secara langsung berarti penarikan suatu proposisi lainnya dalam bentuk salah satu dari empat gabungan yang dinyatakan di atas. Mehra dan Burhan memaparkan keempatnya satu persatu seperti berikut ini.

http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=51

Evidensi

Evidensi

    Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris.

    Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.

Penalaran Induksi

    Merupakan penalaran yang menyebutkan peristiwa atau keterangan atau data yang khusus untuk menuju kepada kesimpulan umum yang mencakup semua peristiwa khusus itu.
Macam-macam penalaran induksi :

- Generalisasi

    Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.

- Analogi

Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain.
- Kausalitas


    Kausalitas merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.

- Salah nalar

Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid.

MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG

Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh kalimat :
- Semua ikan bernafas melalui insang. ( premis )
- Semua yang bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan )

MENARIK SIMPULAN SECARA TIDAK LANGSUNG

    Penarikan ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus. Contoh : Silogisme Kategorial. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
- Premis umum : premis mayor ( My )
- Premis khusus : premis minor ( Mn )
- Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )

Contoh silogisme kategorial :
- My : Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
- Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
- K : Aini Fatimah memiliki KTM.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Proposisi

Proposisi

A.    Pengertian Proposisi

•    Merupakan unsur pokok kedua dari penalaran, yaitu membuat putusan, sebagai kegiatan mental/pikiran, yang diekspressikan secara verbal dalam proposisi.
•    Pengakuan atau pengingkaran sesuatu tentang sesuatu yang lain, yang berlangsung di dalam akal budi. Putusan (yang terjadi dalam akal budi ini) dapat diungkapkan dalam sebuah proposisi.
•    Pernyataan yang didalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain
•    “pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.Magsud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Rumus ketentuannya :
Q +  S  +  K  +  P
Keterangan :
Q : Pembilang / Jumlah
(ex: beberapa, sesuatu, sebuah , semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)
Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya sudah jelas berapa jumlahnya :
a.    Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)
b.    Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)
c.    Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart, Sampurna, Garuda Airways, dll)
S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan
P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja)

2. Perbandingannya dengan Pengertian
a.    Pengertian = gambaran pikiran dari sebuah objek.
Putusan = pernyataan hubungan antara kedua gambaran     itu (mengiyakan atau mengingkari).
    Mengiyakan: “Monopoli adalah tindakan yang merusak mekanisme pasar”.
    Mengingkari: “Deregulasi bukanlah tindakan yang merusak mekanisme pasar”.
b.    Pengertian tidak dikatakan benar atau salah.
Putusan : dapat dikatakan benar atau salah.

c.    Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar, melainkan karena  hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah.


B.    Unsur-unsur proposisi
   
a.    Term subyek : hal yang tentangnya pengakuan atau  pengingkaran ditujukan.
b.    Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang  subyek
c.    Kopula : penghubung (adalah, bukan/tidak) antara term     subyek dan term predikat, dan sekaligus memberi  bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan  itu.
   
Setiap proposisi selalu mengandung ketiga unsur itu. Itu sebabnya setiap proposisi selalu berupa kalimat, meskipun tidak setiap kalimat adalah proposisi.
Dalam logika, sebuah kalimat adalah proposisi apabila isi kalimat tersebut sanggup menjadi benar atau salah (dapat dinilai benar atau salah) = kalimat berita (informatif).

C.    Macam-macam Proposisi

a.    Berdasarkan sifat pengakuan Atau pengingkarannya:
  • Proposisi kategoris: proposisi dimana pengakuan atau  pengingkaran atas hubungan term subyek dan term predikat berlaku tanpa syarat. Ump.: “Semua Bank  Nasional adalah bank bermasalah”.
  •  Proposisi hipotesis: proposisi dimana pengakuan atau  pengingkaran atas hubungan term subyek dan term  predikat bergantung kepada syarat yang harus  dipenuhi. Ump.: “Jika kepada seorang karyawan diberi  pekerjaan yang dia senangi, maka  motivasinya akan        meningkat”. (Ini disebut proposisi hipotesis  kondisional, kopulanya adalah: Jika… maka…).

b.    Berdasarkan materinya:
•    Proposisi analisis: Term predikat tidak menambahkan unsur pengertian baru kepada term subyek. Predikat hanya sekedar menyebutkan sifat  hakiki yang pasti terdapat pada subyek.  Ump.: “Ibu Mr. X adalah wanita”, “Keuntungan     bersih adalah penerimaan dikurangi biaya”.
•    Proposisi sintesis: term predikat menambahkan     unsur pengertian baru kepada term subyek.Ump.: “Ibu Mr. X  ternyata pandai memasak”,     “Pajak pendapatan adalah 20%”.


c.    Berdasarkan bentuk atau kualitasnya.
Proposisi afirmatif: kopulanya positif = mengakui atau  mengiyakan hubungan antara term subyek dan term  predikat. Contoh: “Organisasi bisnis adalah organisasi  yang berorientasi profit”. 
Proposisi negatif: kopulanya negatif = menolak atau  mengingkari hubungan antara term subyek dan term     predikat. Contoh: “Yayasan bukanlah lembaga yang  berorientasi profit”
d.    Berdasarkan luas atau kuantitasnya.
Dibedakan antara proposisi singular, proposisi partikular dan  proposii universal. Kuantitas suatu proposisi ditentukan oleh luas term subyek proposisi itu.

SUMBER
buku revolusi belajar genesha opration
http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=51

MACAM MACAM PENALARAN

MACAM MACAM PENALARAN

A. PENALARAN INDUKTIF
Metode berpikir
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.

Generalisasi adalah peristiwa yang khusus yang di ambil simpulan secara umum. peristiwa-peristiwa yang kita kemukakan harus lah memadai agar simpulan yang kita simpukan adalah yang benar.selain generalisasi ada juga analogi dan hubungan kausalitas.analogi adalah membandingkan dua hal yany banyak kesamaan,sedangkan hubungan kausalitas adalah di mulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa sehingga sampai pada suatu simpulan bahwa peristiwa tersebut sebab suatu peristiwa atau akibat suatu keadaan.ada tiga macam hubungan kausalitas hubungan sebab akibat,hubungan sebab akibat dan hubungan sebab akibat1 akibat2.

B. PENALARAN DEDUKTIF
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
penarikan simpulan secara deduktif ada dua :
a. Penarikan simpulan langsung
simpulan langsung diperoleh dari premis untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan baru.
contoh :
(-) beberapa prajurit adalah gagah berani (premis)
(+) beberapa yang gagah berani adalah prajurit
b. Penarikan simpulan tidak langsung
penarikan simpulan tidak langsung memerluka dua premis.penarikaan simpulan tidak langsung ini ada dua : silogisme dan entime.
a. Silogisme
Silogisme adalah penarikan simpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).jadi,dalam silogisme terdapat tiga premis.
premis umum (=PU) menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (=semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B).
premis khusus (=PK) menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (=C) adalah anggota golongan tertentu itu (=A).
simpulan (=S) menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)
Uraian tersebut dapat di rumuskan menjadi :
PU : semua A-B
PK : C-A
S : C=B
contoh :
PU : semua pemilik mobil wajib membayar pajak
PK : pak anton memiliki sebuah mobil
S : pak anton wajib membayar pajak
b. Entimem
Dalam percakapan sehari-hari, suatu silogisme sering di perpendek yakni tanpa menyebutkan
premis umum yaitu langsung saja di ketengahkan kesimppulan dengan premis khusus dengan penyebabnya.
bentuk silogisme yang di perpendek disebut entimem (enthymeme).
rumus : entimem : C=B karena C - A
contoh : (contoh dari silogisme)
pak anton wajib membayar pajak karna ia memiliki mobil

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
buku revolusi belajar genesha opration

Kamis, 08 Maret 2012

PENALARAN


Definisi penaaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia dengan cara menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai di peroleh suatu kesimpulan. Ada dua proses bernalar.  
Deduksi yaitu proses bernalar yang bertolak dari sebuah simpulan (umum) yang di dapatkan dari hal-hal yang bersifat khusus atau individu.
penarikan simpulan secara deduktif ada dua :
a.       Penarikan simpulan langsung
simpulan langsung diperoleh dari premis untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan baru.
contoh :
(-) beberapa prajurit adalah gagah berani (premis)
(+) beberapa yang gagah berani adalah prajurit
b.      Penarikan simpulan tidak langsung
penarikan  simpulan tidak langsung memerluka  dua premis.penarikaan simpulan tidak langsung ini ada dua : silogisme dan entime.
a.       Silogisme
Silogisme adalah penarikan simpulan melalui dua premis  (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).jadi,dalam silogisme terdapat tiga premis.
premis umum (=PU) menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (=semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B).
premis khusus (=PK) menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (=C) adalah anggota golongan tertentu itu (=A).
simpulan (=S) menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)
Uraian tersebut dapat di rumuskan menjadi :
PU : semua    A-B
PK :               C-A
S   :                C=B
contoh :
PU : semua pemilik mobil wajib membayar pajak
PK : pak anton memiliki sebuah mobil
S   : pak anton wajib membayar pajak
b.      Entimem
Dalam percakapan sehari-hari, suatu silogisme sering di perpendek yakni tanpa menyebutkan
premis umum yaitu langsung saja di ketengahkan kesimppulan dengan premis khusus dengan penyebabnya.
bentuk silogisme yang di perpendek disebut entimem (enthymeme).
rumus : entimem : C=B karena C - A
contoh : (contoh dari silogisme)
pak anton wajib membayar pajak karna ia memiliki mobi

Induksi adalah penalaran yang menuntun pembaca pada suatu simpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum.
penalaran induksi ada tiga macam :
a.       Generalisasi
penalaran yang mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus untuk di ambil kesimpulan umum.
b.      Anologi
penalaran yang membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan.
c.       Hubungan kausalitas
penalaran yang mengemukakan peristiwa-peristiwa sehinga sampai pada suatu simpulan bahwa peristiwa tersebut merupakan sebab suatu keadaan atau peristiwa tersebut akibat suatu keadaan.